Industri fashion merupakan penyumbang sampah terbesar kedua di dunia setelah industri minyak. Menjawab tantangan tersebut, Presiden Prancis, Emmanuel Marcron menggaet CEO Kering Francois-Henri Pinault mendeklarasikan "Fashion Pact" pada pertemuan g& tahun 2019 lalu.

Apa sih "Fashion Pact" itu?

Fashion Pact adalah sebuah koalisi perusahaan besar di industri fashion dan tekstil yang semua mempunyai komitmen untuk perubahan dunia yang lebih baik, yang diluncurkan oleh Presiden Prancis.

(photo courtesy of: laconceria.it)

Setidaknya ada sebanyak 32 perusahaan yang membawahi sebanyak 150 anak perusahaan telah bergabung. Diantaranya yang telah menandatangani kesepakatan ini adalah Hermes, Chanel, Prada, Salvatore Ferragamo, Zegna, Stella McCartney, Burberry, Moncler, Sellfridges Group, Adidas dan masih banyak lagi.

Prada Re-Nylon Project

(photo courtesy of: hashtaglegend.com)

Agenda utama dalam koalisi brand-brand ini difokuskan kepada 3 isu utama yaitu: Perubahan iklim, perlindungan ekosistem dunia dan perlindungan laut. Dari 3 agenda tersebut, aksi secara nyata yang akan dilakukannya antara lain, beralih ke 100% energo dapat diperbaharui sebelum 2030, menghilangkan emisi karbon sebelum 2050, beralih ke gerakan ramah pada satwa liar terutama bidang pertanian dan kehutanan dengan menggunakan taktik regeneratif, Menghilangkan polusi serat mikro, beralih ke bahan baku yang ramah lingkungan, dan menghapus penggunaan plastik sekali pakai sebelum tahun 2030.

Salah satu luxury brand dalam aksi nyatanya adalah Prada. Prada memproduksi tas nylon paling ikoniknya dengan bahan baku Econyl. Re-nylon ini terbuat dari limbah daur ulang seperti jaring ikan yang hilang atau yang telah dibuang ke laut, yang merupakan 10% dari semua sampah plastik di laut.

Gucci Slip On Leather Fur

(photo courtesy of: harperbazaar.com)

Aksi nyata lainnya dilakukan pada Gucci dan Versace yang berkomitmen tidak menggunakan bulu binatang pada koleksinya kedepan.

-------
photo banner credit: graziame.com